Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Quartararo Kembali Frustrasi Setelah Alami Masalah Bahan Bakar

Fabio Quartararo

Saat Fabio Quartararo kehabisan bahan bakar di tikungan terakhir MotoGP Emilia Romagna, ia kehilangan kesempatan finis di posisi lima besar untuk pertama kalinya musim ini. Meski demikian, pembalap Monster Yamaha itu tetap mendapatkan sisi positif dari akhir pekan yang kompetitif. Sebagai juara dunia MotoGP 2021 dan pemenang 11 balapan sebelumnya, turun dua peringkat ke posisi tujuh dalam klasemen bukanlah hal yang terlalu mengkhawatirkan baginya. 

"Saya masih sangat senang dengan jalannya balapan. Ini adalah salah satu GP terbaik yang pernah kami jalani tahun ini," kata Quartararo. Meskipun kehilangan posisi penting, Quartararo tetap merasa puas dengan performa keseluruhan.

Namun, insiden serupa terjadi lagi di Motegi pada hari Minggu, ketika Quartararo mengalami akhir pekan yang penuh frustrasi. Di akhir balapan, ia terpaksa tersendat di garis finis dan akhirnya kehilangan posisi ke-11 dari Johann Zarco, pembalap tim LCR Honda. Ini menjadi kali kedua dalam tiga balapan terakhir di mana Quartararo kehabisan bahan bakar sebelum menyelesaikan balapan, sebuah situasi yang membuatnya sangat kecewa.

"Dua kali dalam tiga balapan, menurut saya itu agak berlebihan," ujar Quartararo. Dia menjelaskan bahwa masalah bahan bakar mulai terasa tepat sebelum ia melewati jembatan di sirkuit, dan kemudian motornya benar-benar mati di tikungan terakhir. Yang membuat situasi ini semakin membuat frustrasi bagi Quartararo adalah tidak adanya peringatan dini mengenai rendahnya bahan bakar hingga semuanya sudah terlambat.

"Bagi saya, masalah utamanya adalah kami masih belum menemukan kesepakatan yang tepat terkait dengan elektronik motor. Saya pikir strategi bahan bakar kami jelas tidak bekerja dengan baik," jelas Quartararo. Ia menambahkan bahwa lampu peringatan bahan bakar di dasbor motornya tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga saat lampu tersebut menyala, bahan bakarnya sudah habis. "Ini masalah besar karena saya hanya mendapatkan peringatan ketika sudah terlambat," tambahnya.

Setelah meraih hasil terbaiknya musim ini dengan finis di posisi ketujuh pada tiga balapan sebelumnya, Quartararo menghadapi tantangan besar di Motegi akibat kurangnya grip di bagian belakang motornya. Masalah grip ini membuat balapan kandang tim Yamaha di Jepang menjadi pengalaman yang sangat mengecewakan. 

“Ini benar-benar akhir pekan yang sulit,” kata Quartararo. "Saya merasa seperti menggunakan ban bekas sejak putaran pertama balapan. Tidak ada grip sejak awal, dan ini adalah sesuatu yang belum bisa kami pahami." Ia juga menambahkan bahwa performa motornya sangat bergantung pada kondisi lintasan, bukan pada motor itu sendiri. Masalah grip yang dihadapinya menjadi salah satu faktor utama yang menghambat performa Quartararo sepanjang akhir pekan.

Rekan setim Quartararo, Alex Rins, juga mengalami nasib yang tidak lebih baik. Ia hanya mampu finis di posisi ke-16, tepat di depan pembalap wild card Yamaha, Remy Gardner. Seperti Quartararo, Rins juga menghadapi tantangan besar selama balapan, dan hasil yang diraih menunjukkan bahwa Yamaha masih harus bekerja keras untuk memperbaiki performa motor mereka di sisa musim.

Secara keseluruhan, masalah teknis yang dialami Quartararo dan kurangnya grip membuat akhir pekan di Motegi menjadi salah satu yang paling mengecewakan bagi tim Yamaha. Quartararo, yang dikenal sebagai salah satu pembalap paling konsisten di grid MotoGP, kini dihadapkan dengan tantangan yang lebih besar dalam upaya mempertahankan posisinya di klasemen kejuaraan.

Situasi ini juga menjadi pengingat bahwa meskipun Quartararo memiliki bakat dan kemampuan luar biasa sebagai pembalap, masalah teknis pada motornya dapat dengan mudah menggagalkan peluangnya untuk meraih hasil yang lebih baik. Yamaha harus menemukan solusi untuk masalah elektronik dan bahan bakar yang dialami oleh Quartararo jika mereka ingin kembali bersaing di posisi atas.

Pada akhirnya, meski Quartararo tetap optimis dan berusaha melihat sisi positif dari balapan yang berat, Yamaha harus segera melakukan perbaikan jika ingin menghindari masalah serupa di masa depan. Kombinasi antara strategi bahan bakar yang buruk dan kurangnya grip pada motor membuat tantangan semakin berat bagi Quartararo, yang sudah menunjukkan performa yang mengesankan meski menghadapi banyak hambatan sepanjang musim ini.

Kehilangan posisi karena masalah bahan bakar tentu menjadi pukulan telak bagi Quartararo, terutama karena ini bukan pertama kalinya terjadi dalam beberapa balapan terakhir. Namun, dengan pengalaman dan determinasi yang kuat, Quartararo tetap berfokus pada perbaikan untuk balapan-balapan selanjutnya. MotoGP adalah olahraga yang penuh dinamika, dan pembalap seperti Quartararo yang mampu mengatasi kesulitan dengan semangat yang tetap tinggi memiliki potensi untuk kembali ke jalur kemenangan kapan saja.

Fabio Quartararo berharap bahwa Yamaha dapat segera mengatasi masalah ini agar ia bisa kembali bersaing di papan atas. Sementara itu, tantangan yang ia hadapi di Motegi menunjukkan bahwa meskipun hasil balapan tidak sesuai harapan, Quartararo tetap merupakan salah satu pembalap MotoGP yang paling berbakat dan konsisten di lintasan.

Post a Comment for "Quartararo Kembali Frustrasi Setelah Alami Masalah Bahan Bakar"