Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Acosta Menyebut Kecelakaan Kedua di Motegi "Sulit Dipahami"

Pedro Acosta Crash MotoGP Motegi 2024

Pedro Acosta mengakui bahwa kecelakaan yang menimpanya dari posisi kedua di MotoGP Jepang sulit diterima, setelah ia mengalami dua kali gagal finis (DNF) meskipun memulai dari pole position di sirkuit Motegi. Akhir pekan itu awalnya penuh dengan harapan, terutama setelah Acosta berhasil meraih pole position pertamanya di ajang MotoGP pada hari Sabtu, setelah sesi kualifikasi Q2 diwarnai pembatalan lap terakhir Marc Marquez.

Acosta, yang masih berusia 20 tahun, merayakan momen penting dalam kariernya tersebut dengan optimisme tinggi. Pada balapan Sprint, Acosta tampil dominan dan sempat memimpin sebagian besar dari balapan jarak pendek tersebut. Namun, nasib buruk menghampirinya ketika ia terjatuh di Tikungan 7, dan gagal menyelesaikan balapan. Meskipun demikian, penampilan Acosta pada balapan utama Grand Prix tetap penuh harapan. Ia tampil kuat, berada di posisi kedua, dan tampak menjadi satu-satunya ancaman serius bagi Francesco Bagnaia, yang akhirnya memenangkan balapan. Namun, malang tak dapat ditolak, Acosta kembali terjatuh di Tikungan 14, hanya beberapa lap setelah balapan dimulai.

Saat dimintai penjelasan mengenai apa yang terjadi, Acosta mengakui bahwa kesalahan tersebut murni berasal dari dirinya. “Saya hanya berusaha mempersiapkan lintasan lurus utama dengan lebih baik,” katanya. Ia menjelaskan bahwa upayanya untuk mendekati Bagnaia agar bisa melakukan manuver salip menyebabkan dirinya kehilangan kendali di tikungan tersebut. “Tapi bagaimanapun juga, itu adalah kesalahan dari pihakku,” ungkap Acosta dengan jujur.

Rasa kecewa Acosta sangat terasa ketika ia mengakui bahwa insiden ini sangat sulit diterima, terutama setelah kesalahan serupa juga terjadi sehari sebelumnya di balapan Sprint. “Sulit untuk mengatakan sesuatu tentang ini. Memang benar bahwa itu sangat, sangat dekat,” tambahnya. Meskipun begitu, Acosta tetap berusaha mengambil hikmah dari kejadian tersebut, dengan menyatakan bahwa dirinya dan timnya akan berusaha bangkit dan mencoba lagi pada balapan berikutnya di Australia.

Acosta merasa performanya di Motegi merupakan cerminan dari peningkatan yang konsisten sejak balapan GP San Marino beberapa pekan sebelumnya. “Saya merasa sangat senang dengan performa saya akhir pekan ini,” katanya, meskipun ia mengakui bahwa kegagalan menyelesaikan balapan tetap menyisakan kekecewaan besar. Acosta juga menyebutkan bahwa sirkuit Australia biasanya menjadi trek yang sangat cepat, dan ia berharap dapat memanfaatkan momentum yang sudah mulai ia bangun.

Selain itu, Acosta juga menyebut pentingnya faktor lain seperti kondisi aspal dan kinerja ban di Australia. “Kita harus melihat bagaimana aspalnya dan bagaimana bannya, karena itu akan menjadi tanda tanya besar,” ujarnya. Acosta jelas menaruh perhatian besar pada semua detail teknis, terutama setelah pengalaman di Motegi, di mana kesalahan kecil berujung pada hasil yang mengecewakan.

Manajer tim Tech3, Nicolas Goyon, turut memberikan pandangannya terkait akhir pekan yang berat bagi Acosta. Goyon sepakat dengan Acosta bahwa kegagalan di Motegi sulit diterima, terutama karena mereka merasa memiliki semua yang diperlukan untuk mencapai hasil terbaik musim ini. “Kami benar-benar merasa kami memiliki segalanya di tangan kami untuk menjalani salah satu akhir pekan terbaik kami musim ini,” kata Goyon. Ia menambahkan bahwa Acosta sangat senang dengan motor dan cara tim bekerja sepanjang akhir pekan, sehingga kegagalan finis menjadi pukulan besar bagi tim dan Acosta sendiri.

Namun, meski demikian, Goyon tetap yakin bahwa pengalaman ini akan memberikan pelajaran berharga bagi Acosta. Sebagai rookie, Acosta masih dalam tahap pembelajaran, dan menurut Goyon, kejadian seperti ini justru akan membuatnya menjadi pembalap yang lebih kuat di masa depan. “Kami harus belajar dari kesalahan kami dan saya yakin ini akan membuatnya menjadi pembalap yang lebih kuat,” kata Goyon penuh optimisme.

Meskipun dua kali gagal menyelesaikan balapan dari pole position di Motegi, performa Acosta selama akhir pekan tersebut tetap menunjukkan potensi besar yang dimilikinya sebagai pembalap muda di kelas premier. Kecepatan yang ia tunjukkan, baik di sesi kualifikasi maupun di balapan Sprint dan Grand Prix, membuktikan bahwa ia memiliki kemampuan untuk bersaing di barisan depan bersama para pembalap terbaik MotoGP lainnya.

Namun, seperti yang sering terjadi di dunia balap motor, keberhasilan di lintasan tidak hanya bergantung pada kecepatan, tetapi juga pada konsistensi dan kemampuan untuk menghindari kesalahan. Pengalaman di Motegi, meskipun pahit, dapat menjadi momen pembelajaran penting bagi Acosta, yang akan membantunya menjadi pembalap yang lebih matang dan siap bersaing di level tertinggi.

Dengan musim yang masih panjang dan banyak balapan tersisa, Acosta masih memiliki banyak peluang untuk membuktikan kemampuannya dan mengamankan hasil-hasil yang lebih baik. Balapan berikutnya di Australia akan menjadi kesempatan bagi Acosta dan timnya untuk bangkit dan kembali bersaing di barisan depan. Sementara itu, pengalaman di Motegi akan menjadi pelajaran berharga yang diharapkan dapat membentuk Acosta menjadi pembalap yang lebih tangguh di masa depan.

Secara keseluruhan, meskipun akhir pekan di Motegi tidak berjalan sesuai rencana bagi Pedro Acosta, ia tetap menunjukkan semangat pantang menyerah. Sebagai salah satu pembalap muda paling menjanjikan di MotoGP, Acosta terus berproses dan belajar dari setiap kesalahan yang ia alami. Dengan bakat dan kecepatan yang ia miliki, tidak diragukan lagi bahwa Acosta akan segera kembali bersinar di lintasan balap MotoGP.

Post a Comment for "Acosta Menyebut Kecelakaan Kedua di Motegi "Sulit Dipahami""