Lorenzo: Saya Tidak Terima Cara Balap Agresif Marquez, Tapi Dia Adalah Binatang Buas di MotoGP
![]() |
Marc Marquez |
Lorenzo: Saya Tidak Terima Cara Balap Agresif Marquez, Tapi Dia Adalah Binatang Buas di MotoGP
Jorge Lorenzo, mantan juara dunia MotoGP, kembali berbicara tentang rivalitasnya dengan Marc Marquez, sosok pembalap yang ia kagumi sekaligus kritik atas gaya membalap agresifnya. Lorenzo, yang saat ini menjadi komentator untuk DAZN, menganalisis masa lalu, masa kini, dan masa depan MotoGP, terutama bagaimana peran Marc Marquez di kejuaraan tersebut. Dalam acara Festival dello Sport yang diselenggarakan oleh La Gazzetta dello Sport di Trento, Lorenzo menyampaikan pandangannya mengenai pembalap asal Cervera tersebut dan prediksinya tentang masa depan Marquez di Ducati bersama Pecco Bagnaia pada 2025.
Sejak pertama kali Marquez muncul di Kejuaraan Dunia MotoGP, ia memberikan dampak besar yang dirasakan oleh semua pembalap, termasuk Lorenzo. Pada tahun 2013, Marquez memenangkan gelar juara dunia pada tahun pertamanya di kelas MotoGP, menyingkirkan Lorenzo yang pada saat itu baru saja menjadi juara dunia pada tahun 2012. Kemenangan Marquez di usia muda membuat dunia MotoGP geger, dan gaya membalap agresifnya mengundang kontroversi.
Rivalitas Antara Lorenzo dan Marquez di MotoGP
Salah satu momen yang paling diingat dalam rivalitas antara Lorenzo dan Marquez terjadi pada tahun 2013 di Grand Prix Spanyol di Jerez. Saat itu, Lorenzo dan Marquez terlibat dalam duel sengit di tikungan terakhir. Marquez dengan agresif melakukan manuver yang akhirnya menyebabkan Lorenzo terlewati, menimbulkan ketegangan di antara keduanya. Lorenzo, yang terkenal sebagai pembalap dengan gaya membalap yang halus dan presisi, tidak menerima cara membalap Marquez yang sangat agresif dan berisiko.
Lorenzo menyatakan bahwa pada saat itu ia merasa sulit untuk menerima cara balap Marquez yang terkesan kurang memperhatikan keselamatan rivalnya. "Pada 2013, saya tidak bisa menerima cara membalapnya, sangat agresif," kata Lorenzo mengingat kembali kejadian tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, Lorenzo melihat adanya perubahan dalam sikap Marquez di lintasan. "Sekarang, dia memiliki sedikit lebih banyak rasa hormat kepada para rivalnya," ujar Lorenzo, sambil mengakui bahwa peraturan MotoGP kini lebih ketat dibandingkan satu dekade lalu.
Meski begitu, Lorenzo tetap mengakui kemampuan luar biasa Marquez sebagai pembalap. Ia bahkan tidak ragu untuk menyebut Marquez sebagai "binatang buas" di tingkat olahraga. Marquez telah mencatatkan era keemasannya di MotoGP antara tahun 2016 hingga 2019, ketika ia meraih gelar juara dunia empat kali berturut-turut sebelum akhirnya menderita cedera parah pada tahun 2020.
Marc Marquez, Binatang Buas di MotoGP
Menurut Lorenzo, tanpa cedera yang dialami Marquez sejak 2020, ia masih bisa memenangkan setidaknya dua atau tiga gelar juara dunia lagi. Cedera yang dialami Marquez di Jerez pada 2020, yang mengakibatkan patah tulang lengan, telah sangat memengaruhi kariernya. Marquez berjuang untuk kembali ke performa terbaiknya setelah serangkaian operasi dan masa pemulihan yang panjang. Namun, Lorenzo tetap percaya bahwa Marquez masih memiliki potensi besar untuk kembali menjadi juara dunia jika ia berhasil mengatasi masalah cederanya.
"Dia adalah binatang buas di level olahraga. Sejak 2020, dia sangat tidak beruntung dalam hal kondisi fisiknya. Tanpa masalah itu, dia pasti bisa memenangkan setidaknya dua atau tiga Kejuaraan Dunia lagi," tegas Lorenzo.
Tantangan di Masa Depan: Marc Marquez dan Ducati
Salah satu topik yang paling hangat dibicarakan di dunia MotoGP saat ini adalah kepindahan Marc Marquez ke Ducati pada musim 2025. Marquez akan bergabung dengan tim pabrikan Ducati bersama juara dunia saat ini, Francesco "Pecco" Bagnaia. Lorenzo, yang pernah menjadi rekan satu tim Marquez di Honda pada 2019, memprediksi bahwa duel antara Marquez dan Bagnaia akan menjadi salah satu tontonan paling menarik di musim-musim mendatang.
Menurut Lorenzo, kedua pembalap ini akan memulai dengan persyaratan yang sama, meskipun Marquez terkenal dengan gaya balap yang agresif, sementara Bagnaia lebih dikenal sebagai pembalap yang cerdas dan terampil dalam strategi balap. "Saya pikir, untuk alasan yang berbeda, ini akan menjadi tantangan yang akan dimulai dengan persyaratan yang sama," ujar Lorenzo.
Selain itu, Lorenzo juga berbicara tentang performa motor Ducati yang akan digunakan oleh Marquez dan Bagnaia pada musim mendatang. Menurutnya, Ducati Desmosedici saat ini adalah motor terbaik di MotoGP, tanpa kelemahan yang berarti. Hal ini berbeda dari pengalamannya saat membalap untuk Ducati pada tahun 2017, di mana motor tersebut masih memiliki beberapa kelemahan yang membuatnya kesulitan beradaptasi.
"Sekarang motor ini adalah motor terbaik. Motor ini tidak memiliki titik lemah," kata Lorenzo. Ia juga memuji peran Gigi Dall'Igna, direktur teknis Ducati, yang dianggapnya sebagai jenius di balik kesuksesan motor tersebut. Lorenzo menyatakan bahwa jika ia bertahan lebih lama di Ducati, ia mungkin bisa meraih gelar juara dunia bersama tim tersebut. "Saya yakin jika saya bertahan selama dua tahun lagi, kami akan memenangkannya," ujarnya.
Lorenzo Mengagumi Kesuksesan Ducati di MotoGP
Lorenzo tidak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap perkembangan Ducati dalam beberapa tahun terakhir. Ketika Lorenzo bergabung dengan Ducati pada 2017 setelah sukses besar bersama Yamaha, ia menghadapi banyak tantangan dengan motor tersebut. Adaptasinya yang lambat membuat hasilnya tidak memuaskan pada tahun pertamanya, meskipun pada tahun kedua ia mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan meraih beberapa kemenangan.
Namun, motor Ducati saat ini telah mengalami evolusi yang luar biasa, menjadikannya salah satu motor paling kompetitif di grid. Lorenzo merasa sedikit menyesal karena tidak bisa meraih gelar juara dunia bersama Ducati, meskipun ia merasa bangga telah menjadi bagian dari perkembangan tim tersebut. "Saya menyesal tidak memenangkan gelar dengan merek Italia. Namun, saya bangga dengan apa yang telah kami capai bersama," ujarnya.
Pengaruh Marquez pada MotoGP
Lorenzo juga menyadari bahwa kehadiran Marc Marquez di MotoGP telah membawa perubahan besar dalam cara balap dan dinamika kejuaraan. Marquez dikenal dengan gaya membalapnya yang sangat agresif, mengambil risiko besar, dan sering kali mendorong batas kemampuan motornya. Ini membuat banyak pembalap lain harus menyesuaikan diri dan meningkatkan kemampuan mereka untuk bisa bersaing dengan Marquez.
Di satu sisi, Marquez dipuji karena keberaniannya dan bakat luar biasa yang dimilikinya, tetapi di sisi lain, gaya membalapnya juga sering kali mendapat kritik, terutama dari pembalap-pembalap lain yang merasa bahwa Marquez terlalu agresif dan tidak menghormati ruang di lintasan. Namun, Lorenzo menegaskan bahwa seiring berjalannya waktu, Marquez telah menunjukkan kematangan dalam cara balapnya, meskipun ia masih tetap menjadi salah satu pembalap yang paling sulit dihadapi di lintasan.
Dengan masa depan yang menjanjikan bersama Ducati, Lorenzo percaya bahwa Marquez masih memiliki banyak hal untuk ditawarkan di MotoGP. Meskipun perjalanan Marquez dalam beberapa tahun terakhir penuh dengan tantangan akibat cedera, Lorenzo yakin bahwa Marquez akan kembali ke performa terbaiknya dan memberikan persaingan sengit kepada para pembalap top lainnya, termasuk Bagnaia.
Kesimpulan
Rivalitas antara Jorge Lorenzo dan Marc Marquez telah menjadi salah satu cerita paling menarik dalam sejarah MotoGP. Meskipun Lorenzo pernah merasa sulit menerima gaya balap Marquez yang agresif, ia tidak bisa menutupi rasa kagumnya terhadap bakat luar biasa Marquez. Dengan masa depan yang penuh tantangan dan peluang baru bersama Ducati, Marc Marquez masih dianggap sebagai salah satu pembalap terbaik yang pernah ada di MotoGP. Lorenzo pun yakin bahwa Marquez masih bisa meraih lebih banyak gelar juara dunia jika ia mampu mengatasi tantangan fisik yang dihadapinya.
Post a Comment for "Lorenzo: Saya Tidak Terima Cara Balap Agresif Marquez, Tapi Dia Adalah Binatang Buas di MotoGP"